A. Hal-hal apa yang menjadi fokus analisis ekonomi Klasik?
Apa kelemahannya?
PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik
tentang perekonomian adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini
didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat
kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan
jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan
terhadap barang-barang itu.
Fokus analisis
ekonomi klasik
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik akan
ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Peranan
sistem pasar bebas
Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah
mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh
sistem pasar bebas. Pengaturan ekonomi ini akan mewujudkan efisiensi yang
tinggi karena menurut pendapatnya setiap pelaku kegiatan ekonomi akan selalu
berusaha untuk mencapai prestasi yang paling maksimum. Sebagai seorang individu
dan pengusaha mereka akan bekerja dengan efisiensi dan memaksimumkan pendapatan
dan keuntungannya. Sedangkan sebagai konsumen mereka akan memaksimumkan
kepuasan dari menggunakan sejumlah pendapatan mereka. Rasionalisasi dalam kegiatan
tiap-tiap individu akan menyebabkan perekonomian secara keseluruhan akan
beroperasi secara efisien dan menimbulkan kekuatan dalam pertumbuhan ekonomi.
2. Hukum
Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh
Ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa kesempatan
kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:
a. Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan
kesamaan / keseimbangan antara penawaran
agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli,
tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di
mana besarnya tabungan sama dengan investasi.
Sebagai contoh:
Pada saat tingkat
suku bunga 20 %, besarnya tabungan akan meningkat pesat karena memberikan
tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bank akan kesulitan untuk
menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan lebih memilih untuk menabung
daripada berinvestasi karena return atas tabungannya lebih tinggi. Untuk
menanggulangi hal tersebut, bank akan menurunkan suku bunganya.
Sebaliknya pada
saat tingkat suku bunga 10 %, masyarakat akan memilih untuk mencairkan tabungannya
dan memilih untuk berinvestasi saja (dengan asumsi return atas investasi lebih
baik). Karena banyak orang yang memilih untuk berinvestasi, bank menjadi
kekurangan dana untuk dipinjamkan kepada para investor, untuk menghimpun dana,
maka bank akan menaikkan suku bunga tabungannya.
Penyesuaian
ini, dalam pandangan ekonomi klasik akan terus berulang-ulang hingga tercapai
tingkat bunga pada titik keseimbangan, misalnya 15 %, di mana pada titik
tersebut jumlah tabungan dan jumlah investasi adalah sama besar. Dalam kondisi
ini pendapatan sebesar 15% dari bunga akan habis untuk pembelian barang
kebutuhan karena harga yang ditetapkan oleh para investor memberikan return
sebesar 15 % dari nilai investasinya.
Pada titik
tersebut, menurut pandangan ekonomi klasik merupakan titik terjadinya kondisi
penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment) dimana penawaran agregat sama
dengan pengeluaran agregat. Keadaan keseimbangan ini akan tetap terjadi karena
aliran keluar dari sektor rumah tangga yaitu tabungan akan diimbangi oleh
aliran masuk yang sama besar yaitu investasi oleh para pengusaha.
b.
Fleksibilitas
tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga
kerja akan mencapai keseimbangan. Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila
terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian di dalam
pasar tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dihapuskan.
Asumsi yang digunakan
oleh para ahli yaitu para pengusaha akan selalu
mencari keuntungan yang maksimum dan keuntungan maksimum akan dicapai pada
keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk
memproduksi tambahan produk baru).
Secara sederhana
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa dalam
kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia untuk menerima
pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan ini akan menimbulkan
kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji. Sebagai ilustrasi, pada tingkat
upah misalkan Rp.1.000.000, perusahaan memiliki 1000 orang pekerja. Kemudian
terjadi tambahan angkatan tenaga kerja baru sebesar 200 orang yang juga ingin
bekerja pada tingkat upah sebesar Rp. 1.000.000. Karena perusahaan hanya
bersedia mengupah 1000 orang pada tingkat upah Rp. 1.000.000, maka terjadi
pengangguran sebesar 200 orang. Untuk memaksimumkan keuntungan dan memperbanyak
produksi, perusahaan akan menurunkan tingkat upah menjadi Rp. 800.000 untuk 1200
pekerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terserap semua, sehingga
selalu terjadi kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Berdasarkan teori
ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :
1. Jumlah barang
modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C = Capital)
2. Jumlah dan
kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L = Labor)
3. Jumlah dan
jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
4. Tingkat
teknologi yang digunakan (T = Technology)
3.
Faktor-faktor produksi menentukan tingkat
kegiatan ekonomi dan produksi nasional
Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang
yang diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat
kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Semakin
banyak barang modal, semakin tinggi produksi nasional yang dapat dihasilkan.
Perkembangan teknologi meningkatkan produktivitas dan akan mengurangi kenaikan
produksi nasional. Hubungan tenaga kerja dan produksi nasional agak sedikit
berbeda. Pada mulanya hubungannya bersifat positif yaitu semakin tinggi
produksi nasional. Tetapi apabila penduduk dan tenaga kerja sudah berlebihan
dibandingkan sumber ekonomi lain ( tanah dan barang modal ) akan mengurangi tingkat
produksi nasional.
4. Penawaran
uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga
Ahli ekonomi
Klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu
perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi nasional. Tingkat produksi hanya ditentukan
oleh faktor riil yaitu faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
Perubahan penawaran uang hanya akan mempengaruhi harga.. Perubahan penawaran
uang akan menimbulkan perubahan harga yang sama kelajuannya. Apabila penawaran
uang bertambah sebanyak 5% maka tingkat inflasi juga akan mencapai 5%.
Pengurangan uang juga akan menurunkan tingkat harga pada kelajuan yang sama.
5. Peranan
pemerintah dalam perekonomian
Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan
pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian. Dalam masa
pengangguran maupun inflasi ahli ekonomi Klasik berpendapat agar pemerintah
bersifat pasif yaitu tidak perlu berusaha mengatasinya. Sistem pasar bebas akan
dengan sendirinya mengatasi masalah tersebut dan kesempatan kerja penuh akan
tercapai kembali.
Tetapi ahli
ekonomi Klasik tidak menolak kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi. Mereka
melihat pemerintah mempunyai peranan penting dalam menciptakan pasar bebas yang
efisien.
Fungsi pemerintah
yaitu:
1. Mewujudkan
infrastruktur yang diperlukan agar operasi perusahaan swasta dapat ditingkatkan
efisiensinya.
2. Menyediakan
peraturan dan fasilitas yang membantu mempertinggi efisiensi operasi perusahaan
swasta.
3. Menyediakan
fasilitas kesehatan dan pendidikan dan aparat keamanan.
KELEMAHANNYA
-
Penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi hal ini disebabkan oleh karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.
-
Harga dan upah yang fleksibel tidak dapat dengan cepat memulihkan full
employment.
-
Sistem pasar bebas tidak
selalu dapat mewujudkan pengangguran tenaga kerja rapuh, kestabilan harga-harga dan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
-
Penurunan tingkat upah
tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Jadi harga dan upah tidak
fleksibel.
-
Tingkat bunga tidak satu-satunya komponen yang menetukan investasi.
-
Analisis yang mengabaikan
aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi yang lebih menekankan segi permintaan dalam analisis
penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara ternyata menyebabkan inflasi
yang serius dan pengangguran yang tinggi.
B.
Apa yang saudara ketahui tentang
pendapat Keynes yang menjadi landasan Ekonomi Makro Moderen?
PANDANGAN
KEYNES
Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes
menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai
penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan
tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu penggunaan tenaga kerja penuh (full employment)
adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal
itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan
dari pengeluaran kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan
di dalam menentukan kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak
memperhatikan permintaan yaitu menganalisis mengenai peranan dari permintaan
golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan
dicapai oleh suatu perekonomian. Pada hakikatnya analisis Keynes berpendapat
bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara
ditentukan besarnya permintaan efektif yaitu permintaan yang disertai oleh
kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta yang diwujudkan dalam
perekonomian. Bertambah besar permintaan efektif yang wujud
dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh
sektor perusahaan. Keadaan ini menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan
ekonomi dan penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.
Perbedaan
pandangan Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam
perekonomian
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan
investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya
tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat
pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga
semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam pandangan Keynes terhadap besarnya investasi,
dia beranggapan bahwa tingkat bunga bukan merupakan satu-satunya komponen utama
dalam menentukan besarnya investasi. Besarnya investasi juga ditentukan oleh
faktor lain seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan di
masa depan, dan tingkat penggunaan dan perkembangan teknologi. Jadi meskipun
tingkat bunga tinggi, namun apabila keadaan perekonomian sekarang baik untuk
dilakukan investasi dan prospek ke depannya sangat baik, maka kegiatan
investasi tetap akan dilakukan.
2.
Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus,
penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya
untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, penurunan
tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli
masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya
tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan
jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan
kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan
demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja
penuh (Full Employment).
Karena perbedaan pendapat antara Keynes dengan para
ahli ekonomi klasik di atas, Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri
terhadap faktor yang menjadi penentu tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.
Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan
efektif. Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk
membayar barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Dengan bertambah besarnya permintaan efektif dalam
perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor
perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam
tingkat kegiatan ekonomi, penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.
Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis
pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal
oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran
pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat yaitu:
1. Konsumsi dan investasi
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan
oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya
pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan
disebut kecondongan mengkonsumsi ( MPC = Marginal Propensity to Consume).
Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan
konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya
rendah, akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full
employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar.
Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan
investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika
besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu
tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang
telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal
modal.
Tingkat bunga menurut Keynes
dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk
memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi,
tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran
uang (yaitu uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa).
Apabila penawaran uang lebih besar
dari permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap
kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang
lebih kecil dari permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar
masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga
jumlah penawaran uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu
tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor
seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek
ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar
pula investasi dan sebaliknya.
2. Pengeluaran pemerintah dan Ekspor
Dalam analisis makro ekonomi dan
perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran
pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.
Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhi produksi nasional
karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar. Sehingga konsumsi dari
pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi nasional. Ekspor
menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar
ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.
Pandangan Keynes sering dianggap sebagai
awal dari pemikiran ekonomi modern. Keynes banyak melakukan pembaharuan dan
perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan neo-klasik. Karena Keynes menganggap
peran pemerintah perlu dalam melaksanakan pembangunan, sehingga Keynes sering
disebut “Bapak Ekonomi Pembangunan”. Selain itu, ia juga disebut “Bapak Ekonomi
Makro”, sebab dahulu dalam tradisi klasik maupun neo-klasik analisis-analisis
ekonomi lebih banyak bersifat mikro, sejak Keynes analisis ekonomi juga
dilakukan secara makro. Hal itu dilakukan dengan melihat hubungan di antara
variabel-variabel ekonomi secara besar-besaran.
C.
Apa yang menjadi masalah
perekonomian Indonesia saat ini?
MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA
SAAT INI:
·
Pengangguran
Secara
umum tidak ada satupun negara yang berhasil membebaskan negaranya 100% dari
pengangguran ini. Namun demikian jika suatu negara dapat menyisakan
penggangguran tersebut hanya untuk mereka yang memang terpaksa tidak atau belum
dapat bekerja (karena manula, cacat, sedang belajar) hal ini sudah dapat
dikatakan negara tersebut telah berada dalam kondisi yang ‘full employment’
atau tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Di Indonesia sendiri pemerintah terus berupaya mengatasi
pengangguran ini, karena pemerintah dan masyarakat menyadari bahwa pengangguran
akan memiliki dampak negatif yang lebih
besar. Beberapa langkah dan kebijaksanaan pemerintah yang pernah, sedang dan
akan dilakukan diantaranya adalah:
Ø Yang paling mendasar adalah
dengan mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mencoba mengendalikan
pertumbuhan penduduk, karena disadari bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu
cepat akan memicu munculnya pengangguran dimasa datang, jika tidak diimbangi
dengan peningkatan kegiatan produksi.
Ø Dengan tidak melupakan prinsip
APBN, akan menambah sektor pengeluaran, baik itu pengeluaran pemerintah maupun
pengeluaran dari sektor investasi swasta guna mendukung terciptanya peningkatan
kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat membuka peluang dan kesempatan kerja
yang lebih banyak.
Ø Di pihak lain dengan memberikan
dan mengarahkan pendidikan sumber daya ke arah yang lebih mendesak, dengan
memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja serta dengan memberi kemudahan bagi
pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan. Harapannya agar kemampuan tenaga kerja
Indonesia menjadi lebih siap dalam menyambut tantangan dunia kerja.
Ø Usaha lainnya adalah dengan
mencoba membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah-daerah yang selama ini
kurang berkembang kegiatan ekonominya. Sehingga proses pemerataan kesempatan
kerja menjadi lebih terjamin keberhasilannya, selain mengurangi konsentrasi
tenaga kerja di pulau Jawa.
Ø Tidak lupa disektor luar negeri,
mulai digalakkanya ekspor jasa berupa tenaga kerja yang dikirim keluar negeri,
meskipun untuk langkah terakhir ini masih memerlukan usaha yang lebih keras
dari semua pihak, agar kepentingan dan nasib pekerja yang bekerja diluar negeri
lebih baik.
Sebab berlakunya pengangguran:
- Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah
kekurangan pengeluaran agregat (perbelanjaan yang akan dilakukan dalam
perekonomian pada waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara )
yaitu produksi barang dan jasa tidak seimbang dengan permintaan sehingga
perusahaan mendapatkan keuntungan yang kecil atau rugi dan tidak dapat
meningkatkan produksi sehingga mengurangi pekerja.
- Faktor lain adalah menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik,
pengusaha menggunakan peralatan produksi modern sehingga mengurangi penggunaan
tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan
keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
·
Masalah
inflasi
Di dalam perekonomian Indonesia
saat ini, telah ditempuh banyak kebijaksanaan untuk mengendalikan inflasi, dan
selalu berusaha bahwa inflasi di dalam negeri akan diusahakan terus dibawah dua
digit, mengingat pertumbuhan ekonomi kita yang meskipun cukup tinggi (+/- 8 %),
namun masih menghadapi masalah-masalah ekonomi lainnya. Sehingga dengan inflasi
yang terkendali, diharapkan pemerintah memiliki kesempatan dan konsentrasi
dalam memecahkan masalah ekonomi lainya.
- Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
- Tingkat inflasi
rendah 2-3 % per tahun
moderat 4-10 % per tahun
serius diatas 10 % per tahun
- Faktor-faktor penyebab inflasi adalah
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi
kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa (keinginan
yang tinggi konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga
tinggi, sebaliknya perusahaan menahan barang dan menjual dengan harga yang
lebih tinggi).
2. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan
ekonomi menuntut kenaikan upah ( menaikan biaya produksi akan menaikan harga
barang).
3. Kenaikan harga-harga barang yang diimpor,
pertambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi
dan penawaran barang, kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah
yang kurang bertanggung jawab.
- Akibat inflasi adalah
1. cenderung menurunkan taraf kemakmuran
segolongan besar masyarakat (inflasi biasanya terjadi lebih cepat dari kenaikan
upah pekerja),
2. mengurangi ekspor
3. menaikan impor
4. memperlambat pertumbuhan ekonomi
5. ketidakseimbangan neraca
pembayaran
·
Masalah pertumbuhan
ekonomi : pertumbuhan
ekonomi didefinisikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
di produksi masyarakat bertambah. Negara Indonesia dinilai masih belum mencapai produksi
barang dan jasa yang optimal karena faktor-faktor ekonomi dan sosial yang tidak
mendukung.
·
Masalah pendapatan
nasional yang sebenarnya : Pendapatan nasional potensial yaitu tingkat
pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Di Indonesia sampai saat ini
belum mencapai full employment sehingga belum mencapai pendapatan nasional
potensial.
·
Masalah konjungtur (siklus
kegiatan perusahaan/siklus
bisnis)
- Pergerakan naik turun kegiatan
perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus kegiatan
perusahaan.
- perekonomian di Indonesia tidak selalu berkembang secara teratur,
selalu mengalami masa naik dan turun apabila ekonomi berkembang dengan pesat
sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga, adakalanya merosot dari periode
sebelumnya.
D. Terangkan beberapa alat pengamat prestasi kegiatan
ekonomi dan evaluasi kondisi Indonesia saat ini!
ALAT
PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI
Beberapa jenis data makroekonomi dapat
digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun
tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya. Alat pengamat
kegiatan suatu perekonomian yang terutama adalah:
1. Pendapatan
nasional, pendapatan per kapita
2. Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
3. Tingkat
perubahan harga-harga atau inflasi
4. Kedudukan
neraca perdagangan dan neraca pembayaran
5. Kekuatan
kurs valuta asing
1. Pendapatan nasional
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat
produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari
tahun ke tahun, yaitu untuk melihat tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai,
perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dipandang dari
dua segi, yaitu dari segi earning dan segi product.
1. Dari Segi Earning.
Gross National Income (GNI) adalah jumlah
dari seluruh pendapatan, seperti upah, sewa, bunga modal dan laba perusahaan
yang telah diterima oleh seluruh masyarakat selama menghasilkan produk nasional
tersebut (biasanya selama satu tahun).
2. Dari Segi Product
Gross National Product (GNP) adalah jumlah
nilai dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat suatu
negara dalam satu tahun dihitung menurut harga dasar.
Perbedaan GNP dan GDP:
A. GNP (Gross National Product) meliputi
barang-barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat suatu negara,
baik yang berada dalam negeri maupun yang berda diluar negeri.
B. GDP (Gross Domestic Bruto) meliputi
barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam wilayah negara
tersebut, baik oleh perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
Untuk Indonesia pada saat ini pada umumnya
PDB(GDP) > PNB, Karena nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang
bekerja di luar negeri pada umumnya dihargai lebih murah dibandingkan dengan
orang asing.
Pentingnya Menghitung Pendapatan Nasional
Beberapa peranan penting pendapatan
nasional antara lain:
1. Pendapatan nasional merupakan alat
pengukur bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa yang
secara kuantitatif, artinya tingkat hidup suatu bangsa atau masyarakat
ditentukan oleh pendapatan perkapita.
2. Pendapatan nasional berguna untuk
mengetahui struktur perekonomian suatu negara yang bersangkutan, misalnya
agraris atau industri. Disamping besarnya peranan masing-masing sektor tersebut
dalam pembentukan pendapatan nasional.
3. Pendapatan nasional berguna untuk
mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri dari
tahun ke tahun.
Produk nasional atau pendapatan
nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksi negara dalam satu tahun tertentu.
Konsep yang lebih spesifik
dibedakan menjadi 2 pengertian
- Produk nasional bruto : Produk
nasional yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negaranya di dalam
negeri dan di negara lain.
- Produk domestik bruto : produk
nasional yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri ( milik
warga negara dan orang asing ) dalam suatu negara.
2. Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
Ketenagakerjaan di Indonesia
merupakan masalah klasik. Di satu sisi kelebihan angkatan kerja dan di sisi
lain kesulitan mencari tenaga kerja yang trampil dan produktif. Pengangguran
menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila tingkat ketergantungan semakin besar
akan berdampak persoalan sosial, politik, dan meningkatnya kriminalitas.
Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat
kesejahteraan masyarakat turun.
Masalah pengangguran timbul
karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja
yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi
tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja
yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya,
pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
Pengangguran suatu
permasalahan yang terjadi pada setiap negara terutama negara – negara yang
sedang berkembang. Yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap lowongan pekerjaan
tersebut dapat terisi oleh pencari kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian
dan kebutuhan kerja tersebut. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah
kekurangan pengeluaran agregat.
Sebab-sebab pengangguran:
a. Menganggur karena ingin mencari kerja lain
yang lebih baik.
b. Pengusaha menggunakan peralatan produksi
modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c. Ketidaksesuaian diantara keterampilan
pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam
industri-industri.
Jenis-jenis Pengangguran:
Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan
pengangguran tersebut, yaitu terdiri dari:
a. Pengangguran normal atau friksional
b. Pengangguran siklikal
c. Pengangguran struktural
d. Pengangguran teknologi
Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang wujud, yaitu
terdiri dari:
1. Pengangguran terbuka
2. Pengangguran tersembunyi
3. Pengangguran musiman
4. Setengah menganggur
Dampak Pengangguran:
1. Bagi perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat
kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang.
c. Menghambat pertumbuhan ekonomi.
2. Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan
c. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik
3. Tingkat Perubahan Harga-Harga
Harga Dasar (floor price)
1. Suatu kebijakan pemerintah dalam
perekonomian untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan
mengendalikan keseimbangan (ekuilibrium) pasar.
2. Harga dasar adalah harga eceran terendah
yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap suatu barang, disebabkan oleh
melimpahnya penawaran barang tersebut di pasar.
3. Harga tertinggi adalah harga maksimum
yang ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar,
pemerintah melakukan operasi pasar.
1. Kebijakan harga tertinggi (ceiling
price), efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak kenaikan harga tak
terhingga.
2. Kebijakan harga melalui “Operasi Pasar”
pada waktu tertentu, pemerintah menambah jumlah barang yang ditawarkan ke
pasar.
3. Kebijakan harga terendah (floor price),
efektif melindungi produsen dari penurunan harga barang sampai tak terhingga.
4. Mekanisme kebijakan ini dengan peran
pemerintah untuk membeli surplus produksi.
4. Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran
Neraca
Pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan
dan dana dari satu negara ke negara lain dalam satu tahun terntentu. Dua
komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca
perdagangan dan neraca keseluruhan (overall ballance).
Ketimpangan adanya
kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk
impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa
menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor
lebih besar (surplus) mengkibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri
sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu
maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang dengan demikian apabila
terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan
mempertahankan ekspor.
Neraca pembayaran yang
timpang disebabkan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari
ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar
(defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan
jatuh. Jika Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengakibatkan nilai
uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor
(ekspor relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi
seimbang dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang
dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
5.
Kestabilan Kurs Valuta asing
- Alat pengukur lain yang selalu digunakan
untuk menilai kekuatan suatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang
asing (dolar) dengan nilai mata uang domestik (rupiah) dinamakan kurs valuta
asing. Kurs ini akan menunjukan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan
untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
- Faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca
keseluruhan kalau defisit cenderung menaikan nilai valas dan sebaliknya kalau
surflus dan cadangan valas yang dimiliki negara jumlahnya banyak maka niali
valas akan lebih murah.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Diulio,ph.d. Teori Makro Ekonomi. Jakarta. 1994. Erlangga.
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. 2008. PT Raja
GrafindoPersada.
Pratama Rahardja, Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro. Jakarta. 2001.
LPFE UI.
www.adamsmith.org
Siaran
Pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian