Senin, 10 Oktober 2011

Ekonomi Klasik dan Ekonomi Moderen


A.  Hal-hal apa yang menjadi fokus analisis ekonomi Klasik? Apa kelemahannya?

PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang itu.

Fokus analisis ekonomi klasik
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:

1.      Peranan sistem pasar bebas
Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh sistem pasar bebas. Pengaturan ekonomi ini akan mewujudkan efisiensi yang tinggi karena menurut pendapatnya setiap pelaku kegiatan ekonomi akan selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang paling maksimum. Sebagai seorang individu dan pengusaha mereka akan bekerja dengan efisiensi dan memaksimumkan pendapatan dan keuntungannya. Sedangkan sebagai konsumen mereka akan memaksimumkan kepuasan dari menggunakan sejumlah pendapatan mereka. Rasionalisasi dalam kegiatan tiap-tiap individu akan menyebabkan perekonomian secara keseluruhan akan beroperasi secara efisien dan menimbulkan kekuatan dalam pertumbuhan ekonomi.

2.      Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh
Ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:

a.       Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan / keseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan sama dengan investasi.

Sebagai contoh:
Pada saat tingkat suku bunga 20 %, besarnya tabungan akan meningkat pesat karena memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bank akan kesulitan untuk menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan lebih memilih untuk menabung daripada berinvestasi karena return atas tabungannya lebih tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut, bank akan menurunkan suku bunganya.
Sebaliknya pada saat tingkat suku bunga 10 %, masyarakat akan memilih untuk mencairkan tabungannya dan memilih untuk berinvestasi saja (dengan asumsi return atas investasi lebih baik). Karena banyak orang yang memilih untuk berinvestasi, bank menjadi kekurangan dana untuk dipinjamkan kepada para investor, untuk menghimpun dana, maka bank akan menaikkan suku bunga tabungannya.
Penyesuaian ini, dalam pandangan ekonomi klasik akan terus berulang-ulang hingga tercapai tingkat bunga pada titik keseimbangan, misalnya 15 %, di mana pada titik tersebut jumlah tabungan dan jumlah investasi adalah sama besar. Dalam kondisi ini pendapatan sebesar 15% dari bunga akan habis untuk pembelian barang kebutuhan karena harga yang ditetapkan oleh para investor memberikan return sebesar 15 % dari nilai investasinya.

Pada titik tersebut, menurut pandangan ekonomi klasik merupakan titik terjadinya kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment) dimana penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat. Keadaan keseimbangan ini akan tetap terjadi karena aliran keluar dari sektor rumah tangga yaitu tabungan akan diimbangi oleh aliran masuk yang sama besar yaitu investasi oleh para pengusaha.

b.        Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan. Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dihapuskan.

Asumsi yang digunakan oleh para ahli yaitu para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum dan keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru).

Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa dalam kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia untuk menerima pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji. Sebagai ilustrasi, pada tingkat upah misalkan Rp.1.000.000, perusahaan memiliki 1000 orang pekerja. Kemudian terjadi tambahan angkatan tenaga kerja baru sebesar 200 orang yang juga ingin bekerja pada tingkat upah sebesar Rp. 1.000.000. Karena perusahaan hanya bersedia mengupah 1000 orang pada tingkat upah Rp. 1.000.000, maka terjadi pengangguran sebesar 200 orang. Untuk memaksimumkan keuntungan dan memperbanyak produksi, perusahaan akan menurunkan tingkat upah menjadi Rp. 800.000 untuk 1200 pekerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terserap semua, sehingga selalu terjadi kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).

Berdasarkan teori ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :
1. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C = Capital)
2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L = Labor)
3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
4. Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)

3.       Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional

Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang yang diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Semakin banyak barang modal, semakin tinggi produksi nasional yang dapat dihasilkan. Perkembangan teknologi meningkatkan produktivitas dan akan mengurangi kenaikan produksi nasional. Hubungan tenaga kerja dan produksi nasional agak sedikit berbeda. Pada mulanya hubungannya bersifat positif yaitu semakin tinggi produksi nasional. Tetapi apabila penduduk dan tenaga kerja sudah berlebihan dibandingkan sumber ekonomi lain ( tanah dan barang modal ) akan mengurangi tingkat produksi nasional.

4.      Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga

Ahli ekonomi Klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi nasional. Tingkat produksi hanya ditentukan oleh faktor riil yaitu faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Perubahan penawaran uang hanya akan mempengaruhi harga.. Perubahan penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga yang sama kelajuannya. Apabila penawaran uang bertambah sebanyak 5% maka tingkat inflasi juga akan mencapai 5%. Pengurangan uang juga akan menurunkan tingkat harga pada kelajuan yang sama.



5.      Peranan pemerintah dalam perekonomian
Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian. Dalam masa pengangguran maupun inflasi ahli ekonomi Klasik berpendapat agar pemerintah bersifat pasif yaitu tidak perlu berusaha mengatasinya. Sistem pasar bebas akan dengan sendirinya mengatasi masalah tersebut dan kesempatan kerja penuh akan tercapai kembali.

Tetapi ahli ekonomi Klasik tidak menolak kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi. Mereka melihat pemerintah mempunyai peranan penting dalam menciptakan pasar bebas yang efisien.
Fungsi pemerintah yaitu:
1. Mewujudkan infrastruktur yang diperlukan agar operasi perusahaan swasta dapat ditingkatkan efisiensinya.
2. Menyediakan peraturan dan fasilitas yang membantu mempertinggi efisiensi operasi perusahaan swasta.
3. Menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan dan aparat keamanan.



KELEMAHANNYA

-          Penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi hal ini disebabkan oleh karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
-          Harga dan upah yang fleksibel tidak dapat dengan cepat memulihkan full employment.
-          Sistem pasar bebas tidak selalu dapat mewujudkan pengangguran tenaga kerja rapuh, kestabilan harga-harga dan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
-          Penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Jadi harga dan upah tidak fleksibel.
-          Tingkat bunga tidak satu-satunya komponen yang menetukan investasi.
-          Analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi yang lebih menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara ternyata menyebabkan inflasi yang serius dan pengangguran yang tinggi.


B.  Apa yang saudara ketahui tentang pendapat Keynes yang menjadi landasan Ekonomi Makro Moderen?

PANDANGAN KEYNES
Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari pengeluaran kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan di dalam menentukan kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak memperhatikan permintaan yaitu menganalisis mengenai peranan dari permintaan golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian. Pada hakikatnya analisis Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan besarnya permintaan efektif yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta yang diwujudkan dalam perekonomian. Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi dan penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.

Perbedaan pandangan Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:

1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam perekonomian
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam pandangan Keynes terhadap besarnya investasi, dia beranggapan bahwa tingkat bunga bukan merupakan satu-satunya komponen utama dalam menentukan besarnya investasi. Besarnya investasi juga ditentukan oleh faktor lain seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan di masa depan, dan tingkat penggunaan dan perkembangan teknologi. Jadi meskipun tingkat bunga tinggi, namun apabila keadaan perekonomian sekarang baik untuk dilakukan investasi dan prospek ke depannya sangat baik, maka kegiatan investasi tetap akan dilakukan.

2. Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Karena perbedaan pendapat antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik di atas, Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap faktor yang menjadi penentu tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan efektif. Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Dengan bertambah besarnya permintaan efektif dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.
Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Faktor yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:

1.      Konsumsi dan investasi
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi ( MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal.
Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa).
Apabila penawaran uang lebih besar dari permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang lebih kecil dari permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula investasi dan sebaliknya.


2.      Pengeluaran pemerintah dan Ekspor
Dalam analisis makro ekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.
Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhi produksi nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar. Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi nasional. Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.

Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Keynes banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan neo-klasik. Karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam melaksanakan pembangunan, sehingga Keynes sering disebut “Bapak Ekonomi Pembangunan”. Selain itu, ia juga disebut “Bapak Ekonomi Makro”, sebab dahulu dalam tradisi klasik maupun neo-klasik analisis-analisis ekonomi lebih banyak bersifat mikro, sejak Keynes analisis ekonomi juga dilakukan secara makro. Hal itu dilakukan dengan melihat hubungan di antara variabel-variabel ekonomi secara besar-besaran.





C.  Apa yang menjadi masalah perekonomian Indonesia saat ini?

MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI:

·         Pengangguran
Secara umum tidak ada satupun negara yang berhasil membebaskan negaranya 100% dari pengangguran ini. Namun demikian jika suatu negara dapat menyisakan penggangguran tersebut hanya untuk mereka yang memang terpaksa tidak atau belum dapat bekerja (karena manula, cacat, sedang belajar) hal ini sudah dapat dikatakan negara tersebut telah berada dalam kondisi yang ‘full employment’ atau tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Di Indonesia sendiri pemerintah terus berupaya mengatasi pengangguran ini, karena pemerintah dan masyarakat menyadari bahwa pengangguran akan memiliki dampak negatif  yang lebih besar. Beberapa langkah dan kebijaksanaan pemerintah yang pernah, sedang dan akan dilakukan diantaranya adalah:
Ø  Yang paling mendasar adalah dengan mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mencoba mengendalikan pertumbuhan penduduk, karena disadari bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu munculnya pengangguran dimasa datang, jika tidak diimbangi dengan peningkatan kegiatan produksi.
Ø  Dengan tidak melupakan prinsip APBN, akan menambah sektor pengeluaran, baik itu pengeluaran pemerintah maupun pengeluaran dari sektor investasi swasta guna mendukung terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat membuka peluang dan kesempatan kerja yang lebih banyak.
Ø  Di pihak lain dengan memberikan dan mengarahkan pendidikan sumber daya ke arah yang lebih mendesak, dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja serta dengan memberi kemudahan bagi pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan. Harapannya agar kemampuan tenaga kerja Indonesia menjadi lebih siap dalam menyambut tantangan dunia kerja.
Ø  Usaha lainnya adalah dengan mencoba membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang kegiatan ekonominya. Sehingga proses pemerataan kesempatan kerja menjadi lebih terjamin keberhasilannya, selain mengurangi konsentrasi tenaga kerja di pulau Jawa.
Ø  Tidak lupa disektor luar negeri, mulai digalakkanya ekspor jasa berupa tenaga kerja yang dikirim keluar negeri, meskipun untuk langkah terakhir ini masih memerlukan usaha yang lebih keras dari semua pihak, agar kepentingan dan nasib pekerja yang bekerja diluar negeri lebih baik.
 
Sebab berlakunya pengangguran
:
- Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat (perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara ) yaitu produksi barang dan jasa tidak seimbang dengan permintaan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang kecil atau rugi dan tidak dapat meningkatkan produksi sehingga mengurangi pekerja.


- Faktor lain adalah menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik, pengusaha menggunakan peralatan produksi modern sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

·         Masalah inflasi
Di dalam perekonomian Indonesia saat ini, telah ditempuh banyak kebijaksanaan untuk mengendalikan inflasi, dan selalu berusaha bahwa inflasi di dalam negeri akan diusahakan terus dibawah dua digit, mengingat pertumbuhan ekonomi kita yang meskipun cukup tinggi (+/- 8 %), namun masih menghadapi masalah-masalah ekonomi lainnya. Sehingga dengan inflasi yang terkendali, diharapkan pemerintah memiliki kesempatan dan konsentrasi dalam memecahkan masalah ekonomi lainya.

- Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.

- Tingkat inflasi
rendah 2-3 % per tahun
moderat 4-10 % per tahun
serius diatas 10 % per tahun

- Faktor-faktor penyebab inflasi adalah
1.      Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa (keinginan yang tinggi konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga tinggi, sebaliknya perusahaan menahan barang dan menjual dengan harga yang lebih tinggi).
2.      Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah ( menaikan biaya produksi akan menaikan harga barang).
3.      Kenaikan harga-harga barang yang diimpor, pertambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran barang, kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung jawab.

- Akibat inflasi adalah
1.      cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat (inflasi biasanya terjadi lebih cepat dari kenaikan upah pekerja),
2.      mengurangi ekspor
3.      menaikan impor
4.      memperlambat pertumbuhan ekonomi
5.      ketidakseimbangan neraca pembayaran

·         Masalah pertumbuhan ekonomi : pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi masyarakat bertambah. Negara Indonesia dinilai masih belum mencapai produksi barang dan jasa yang optimal karena faktor-faktor ekonomi dan sosial yang tidak mendukung.
·         Masalah pendapatan nasional yang sebenarnya : Pendapatan nasional potensial yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Di Indonesia sampai saat ini belum mencapai full employment sehingga belum mencapai pendapatan nasional potensial.
·         Masalah konjungtur (siklus kegiatan perusahaan/siklus bisnis)
- Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.
- perekonomian di Indonesia tidak selalu berkembang secara teratur, selalu mengalami masa naik dan turun apabila ekonomi berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga, adakalanya merosot dari periode sebelumnya.









D.   Terangkan beberapa alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi dan evaluasi kondisi Indonesia saat ini!

ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI
Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya. Alat pengamat kegiatan suatu perekonomian yang terutama adalah:

1.      Pendapatan nasional, pendapatan per kapita
2.      Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
3.      Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi
4.      Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
5.      Kekuatan kurs valuta asing

1.      Pendapatan nasional
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun, yaitu untuk melihat tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun.

Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dipandang dari dua segi, yaitu dari segi earning dan segi product.

1. Dari Segi Earning.
Gross National Income (GNI) adalah jumlah dari seluruh pendapatan, seperti upah, sewa, bunga modal dan laba perusahaan yang telah diterima oleh seluruh masyarakat selama menghasilkan produk nasional tersebut (biasanya selama satu tahun).
2. Dari Segi Product
Gross National Product (GNP) adalah jumlah nilai dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat suatu negara dalam satu tahun dihitung menurut harga dasar.

Perbedaan GNP dan GDP:
A. GNP (Gross National Product) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat suatu negara, baik yang berada dalam negeri maupun yang berda diluar negeri.
B. GDP (Gross Domestic Bruto) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam wilayah negara tersebut, baik oleh perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
Untuk Indonesia pada saat ini pada umumnya PDB(GDP) > PNB, Karena nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang bekerja di luar negeri pada umumnya dihargai lebih murah dibandingkan dengan orang asing.

Pentingnya Menghitung Pendapatan Nasional
Beberapa peranan penting pendapatan nasional antara lain:
1. Pendapatan nasional merupakan alat pengukur bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa yang secara kuantitatif, artinya tingkat hidup suatu bangsa atau masyarakat ditentukan oleh pendapatan perkapita.
2. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara yang bersangkutan, misalnya agraris atau industri. Disamping besarnya peranan masing-masing sektor tersebut dalam pembentukan pendapatan nasional.
3. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri dari tahun ke tahun.

Produk nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi negara dalam satu tahun tertentu.

Konsep yang lebih spesifik dibedakan menjadi 2 pengertian
- Produk nasional bruto : Produk nasional yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negaranya di dalam negeri dan di negara lain.
- Produk domestik bruto : produk nasional yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri ( milik warga negara dan orang asing ) dalam suatu negara.

2.      Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah klasik. Di satu sisi kelebihan angkatan kerja dan di sisi lain kesulitan mencari tenaga kerja yang trampil dan produktif. Pengangguran menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila tingkat ketergantungan semakin besar akan berdampak persoalan sosial, politik, dan meningkatnya kriminalitas. Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat kesejahteraan masyarakat turun.
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
Pengangguran suatu permasalahan yang terjadi pada setiap negara terutama negara – negara yang sedang berkembang. Yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap lowongan pekerjaan tersebut dapat terisi oleh pencari kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan kebutuhan kerja tersebut. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.

Sebab-sebab pengangguran:
a.       Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
b.      Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c.       Ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri.

Jenis-jenis Pengangguran:
Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut, yaitu terdiri dari:
a. Pengangguran normal atau friksional
b. Pengangguran siklikal
c. Pengangguran struktural
d. Pengangguran teknologi
Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang wujud, yaitu terdiri dari:
1. Pengangguran terbuka
2. Pengangguran tersembunyi
3. Pengangguran musiman
4. Setengah menganggur

Dampak Pengangguran:
1. Bagi perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang.
c. Menghambat pertumbuhan ekonomi.

2. Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan
c. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik



3.     Tingkat Perubahan Harga-Harga

Harga Dasar (floor price)‏
1. Suatu kebijakan pemerintah dalam perekonomian untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan mengendalikan keseimbangan (ekuilibrium) pasar.
2. Harga dasar adalah harga eceran terendah yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap suatu barang, disebabkan oleh melimpahnya penawaran barang tersebut di pasar.
3. Harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar, pemerintah melakukan operasi pasar.

1. Kebijakan harga tertinggi (ceiling price), efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak kenaikan harga tak terhingga.
2. Kebijakan harga melalui “Operasi Pasar” pada waktu tertentu, pemerintah menambah jumlah barang yang ditawarkan ke pasar.
3. Kebijakan harga terendah (floor price), efektif melindungi produsen dari penurunan harga barang sampai tak terhingga.
4. Mekanisme kebijakan ini dengan peran pemerintah untuk membeli surplus produksi.

4.      Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari satu negara ke negara lain dalam satu tahun terntentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall ballance).
Ketimpangan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengkibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
Neraca pembayaran yang timpang disebabkan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengakibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.

5.         Kestabilan Kurs Valuta asing
- Alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai kekuatan suatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing (dolar) dengan nilai mata uang domestik (rupiah) dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
- Faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan kalau defisit cenderung menaikan nilai valas dan sebaliknya kalau surflus dan cadangan valas yang dimiliki negara jumlahnya banyak maka niali valas akan lebih murah.



DAFTAR PUSTAKA

A.Diulio,ph.d. Teori Makro Ekonomi. Jakarta. 1994. Erlangga.
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. 2008. PT Raja GrafindoPersada.
Pratama Rahardja, Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro. Jakarta. 2001. LPFE UI.
www.adamsmith.org
Siaran Pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

1 komentar:

Pengikut

Mengenai Saya

all of knowledge must be interesting - Semua pengetahuan haruslah menarik